TANJUNGPINANG, Batamist.id – Pulau Galang di Kota Batam kembali menjadi sorotan dunia. Setelah dikenal sebagai lokasi penampungan pengungsi Vietnam pada era 1979–1996, kini pulau ini akan digunakan sebagai tempat pengobatan sementara bagi 2.000 warga Gaza, Palestina, korban perang dan genosida oleh Israel.
Rencana kemanusiaan ini disampaikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Sidang Kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/8/2025). Presiden menginstruksikan penyiapan fasilitas medis dan dukungan logistik di Pulau Galang untuk melayani korban luka dari Gaza.
“Masih terkait dengan Gaza, Presiden kemarin juga memberikan arahan untuk Indonesia memberikan bantuan pengobatan untuk sekitar 2.000 warga Gaza yang menjadi korban perang,” ungkap Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, Kamis (7/8/2025).
Hasan menegaskan, bantuan ini murni berupa layanan medis dan bukan evakuasi permanen. Setelah menjalani pengobatan, pemerintah akan memulangkan para korban kembali ke Gaza.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Provinsi Kepri
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) menyatakan siap mendukung penuh arahan Presiden. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepri, Hendri Kurniadi, mengatakan langkah ini adalah wujud komitmen daerah terhadap misi kemanusiaan.
“Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau siap mendukung apa yang menjadi arahan Presiden Republik Indonesia. Apalagi ini merupakan bagian dari misi kemanusiaan untuk saudara-saudara kita di Gaza. Saat ini kami sedang menunggu petunjuk teknis dari kementerian terkait,” ujar Hendri mewakili Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Kamis (7/8/2025).
Menurutnya, pemilihan Pulau Galang karena memiliki rumah sakit dan infrastruktur pendukung yang memadai. Hal ini memudahkan pelaksanaan misi kemanusiaan skala besar yang melibatkan penanganan ribuan pasien dari luar negeri.
Pulau Galang: Dari Pengungsian Vietnam ke Misi Gaza
Pulau Galang bukan tempat yang asing bagi sejarah kemanusiaan Indonesia. Pada 1979 hingga 1996, pulau ini menjadi rumah sementara bagi ribuan pengungsi Vietnam yang melarikan diri dari perang. Pemerintah kembali mengaktifkan fasilitas kesehatan, perumahan, dan logistik lama untuk misi kemanusiaan internasional.
Langkah ini memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang aktif dalam diplomasi kemanusiaan dan solidaritas global. Masyarakat Kepri memberikan dukungan aktif sebagai energi positif bagi keberhasilan misi ini.