TANJUNGPINANG, Batamist.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat lonjakan signifikan dalam aktivitas ekspor-impor wilayah tersebut selama semester pertama tahun 2025. Tercatat, nilai ekspor mencapai US$12,31 miliar, naik 26,64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sektor nonmigas mendorong lonjakan ini, terutama melalui komoditas mesin atau peralatan listrik (HS 85) yang menyumbang hampir setengah dari total ekspor nonmigas. Sementara itu, nilai impor juga mengalami peningkatan tajam sebesar 43,10 persen, didorong oleh kenaikan kebutuhan migas dan barang industri.
“Ekspor mesin dan peralatan listrik selama Januari–Juni 2025 mencapai US$5,07 miliar atau 49,5 persen dari total ekspor nonmigas,” ujar Kepala BPS Kepri, Dr. Margareta Ari Anggorowati, dalam rilis resmi, Jumat (1/8/2025).
Singapura Dominasi Mitra Dagang Kepri
Selama semester pertama 2025, Singapura menjadi negara tujuan ekspor terbesar, dengan nilai ekspor mencapai US$3,47 miliar atau setara 28,18 persen dari total ekspor Kepri. Negara tetangga tersebut juga menjadi mitra utama ekspor migas, dengan nilai transaksi sebesar US$1,35 miliar.
Sementara untuk sektor nonmigas, Amerika Serikat menempati posisi kedua dengan nilai ekspor mencapai US$2,65 miliar atau 25,98 persen. Pelabuhan Batu Ampar Jadi Jalur Utama Ekspor
Data BPS mencatat Pelabuhan Batu Ampar sebagai jalur ekspor terbesar dengan nilai mencapai US$7,01 miliar. Pelabuhan Sekupang mencatat ekspor sebesar US$1,30 miliar, dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun mencatat US$1,29 miliar. Kelima pelabuhan utama Kepri menyumbang 90,25 persen total ekspor.
Impor Naik Drastis, Tanda Industri Menggeliat?
Kepri mencatat impor sebesar US$11,43 miliar selama Januari–Juni 2025, meningkat drastis dari periode yang sama tahun lalu. Lonjakan paling tajam terjadi pada impor migas, yang naik hingga 90,3 persen, dari US$915,46 juta menjadi US$1,74 miliar.
“Impor migas terbesar adalah hasil minyak dengan nilai US$1,74 miliar, menyumbang 15,24 persen dari total impor,” jelas Margareta.
Barang industri mendominasi impor nonmigas, dengan nilai mencapai US$9,33 miliar atau 81,68 persen dari total impor.
Indikator Pulihnya Ekonomi Industri Kepri
Para pelaku ekonomi meyakini bahwa peningkatan aktivitas perdagangan internasional ini menandakan kebangkitan ekonomi industri Kepri, khususnya di Batam, Bintan, dan Karimun. Lonjakan ekspor mesin listrik menunjukkan adanya peningkatan daya saing sektor manufaktur. Kenaikan impor migas mencerminkan meningkatnya aktivitas industri energi dan logistik.
(RAY)