Batam, Batamist.id – Kepsek lainnya juga dalam kesempatan ini mengungkapkan keresahan yang sama. Pihaknya meminta agar organisasi profesi wartawan (PWI) dapat hadir untuk membantu melalui fungsi kontrol sosial.
Keresahan yang dialami oleh para Kepsek ini juga bahkan sempat mengenai mental beberapa dari mereka hingga timbul pemikiran untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai Kepala Sekolah.
Tak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa mereka memiliki perasaan takut sehingga enggan menjumpai wartawan.
“Bahkan, kawan-kawan ada yang udah sempat bilang mau mundur dari jabatan Kepsek. Separah itu. Dulu, kita senang kalau ada wartawan datang ke sekolah. Tapi bergesernya waktu, kita jadi takut. Untuk itu, kami mohon, PWI bisa mengembalikan itu. Agar kami tidak lagi takut dengan wartawan. Tolong kami diayomi. Jadi kalau datang wartawan di sekolah kita, kami bisa menampilkan kompetensi sekolah kami untuk dilihat dan diliput,” ucap mereka.
Dengan kehadiran PWI dan SMSI untuk memberikan pemaparan materi melalui workshop tersebut, mereka berharap dapat lebih memahami tugas dan fungsi jurnalistik serta bagaimana cara menyikapi informasi yang disajikan melalui media sosial.
Denni Risman sebagai pemateri dari PWI, menyampaikan kepada para Kepsek bahwa mengenai cara menghadapi dan atau menyikapi bila mereka didatangi oleh wartawan.
“Wartawan bukanlah Polisi, bukan Jaksa, bukan Hakim. Wartawan itu mencari berita, menulis, dan mengolah berita. Ketika mereka datang untuk meminta wawancara, Bapak, Ibu lebih dulu tanyakan identitasnya sebagai pers yang sudah teruji. Karena untuk wartawan yang sudah teruji, biasanya ada kartu identitasnya. Kalau mereka tadi katanya datang untuk meminta data, tidak untuk diberikan. Karena, meminta data itu bukan ranahnya wartawan,” jelasnya kepada Kepala Sekolah SMP. (lmt)