Batam, Batamist.id – Hujan deras yang mengguyur Kota Batam sejak dua hari belakangan kembali menimbulkan masalah klasik yakni banjir bagi warga Sambau, RT 04 RW 005, Kecamatan Nongsa. Keluhan demi keluhan kembali terdengar, mencerminkan kekecewaan mendalam atas masalah yang seolah tak berkesudahan ini.
Seorang warga , mengungkapkan bahwa banjir sudah menjadi pemandangan biasa di rumahnya setiap kali hujan deras melanda. Setiap hujan dengan intensitas deras terjadi, air akan meluap dan menggenangi rumah-rumah warga.
“Setiap hujan deras, kami selalu was-was karena di sini pasti banjir,” ujarnya kepada Batamist.id, Jumat (21/03/2025)
Masalah utama yang diidentifikasi warga adalah ketidakmampuan drainase yang ada untuk menampung volume air hujan yang tinggi. Meskipun upaya pelebaran drainase telah dilakukan beberapa kali, hasilnya masih jauh dari memuaskan.
“Drainase sudah beberapa kali dibesarkan, tapi tetap saja tidak mampu menampung air,” tambahnya.
Informasi yang beredar di kalangan warga menyebutkan bahwa box culvert yang dibangun pemerintah belum berfungsi optimal. Hal ini disebabkan karena box culvert tersebut berada di atas saluran lama, sehingga tidak efektif dalam mengalirkan air.
“Infonya, box culvert yang baru berada di atas saluran lama, jadi ini menyebabkan banjir masih tetap sama,” jelasnya.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas proyek pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan. Warga merasa bahwa solusi yang diberikan belum menyentuh akar permasalahan, sehingga banjir terus berulang. Mereka berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase di perumahan mereka.
Lebih dari sekadar infrastruktur, banjir ini juga berdampak pada kehidupan sehari-hari warga. Aktivitas menjadi terhambat, rasa aman dan nyaman di rumah pun terusik. Kerugian materiil juga tidak bisa dihindari, dengan perabotan rumah tangga yang rusak akibat terendam air.
Warga berharap pemerintah kota dapat memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Mereka menginginkan solusi yang berkelanjutan dan efektif, bukan sekadar penanganan sementara.
“Harapannya, semoga ini bisa menjadi atensi atau perhatian pemerintah,” katanya.
(RAY)